
Pompa pemadam kebakaran punya peran penting dalam sistem proteksi. Bisa dibilang, pompa ini adalah “jantung” yang memastikan air bertekanan tinggi selalu tersedia kapan pun dibutuhkan.
Fungsi utama pompa pemadam kebakaran adalah menyuplai air bertekanan tinggi agar hydrant maupun sprinkler bisa bekerja maksimal pada keadaan darurat. Lebih jelasnya simak bagaimana cara kerja pompa pemadam kebakaran berikut ini.
Prinsip Dasar Cara Kerja Pompa Pemadam Kebakaran
Cara kerja pompa pemadam kebakaran terbilang sederhana. Pompa akan mengambil air dari tandon atau tangki reservoir, lalu mengalirkannya ke jaringan pipa hydrant maupun sprinkler dengan tekanan tinggi.
Tekanan inilah yang membuat air mampu mencapai titik terjauh atau lantai paling atas dalam sebuah gedung. Umumnya, tekanan kerja pompa pemadam kebakaran berada di kisaran 7–10 bar.
Standar yang menjadi acuan adalah SNI 6570:2023 tentang Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran dan NFPA 20 (Standard for the Installation of Stationary Fire Pumps). SNI terbaru ini hadir sebagai pembaruan dari standar sebelumnya, sehingga memberikan panduan yang lebih sesuai dengan kebutuhan proteksi kebakaran di bangunan modern.
Jenis Pompa Pemadam Kebakaran & Cara Kerjanya
Sistem pompa pemadam kebakaran saat ini sudah lebih canggih dan modern dengan tiga jenis pompa utama yang bekerja saling melengkapi:
1. Jockey Pump
Pompa kecil berkapasitas rendah yang berfungsi menjaga tekanan air di dalam pipa tetap stabil. Terkanan pompa ini sekitar 1 -2 bar.
Saat terjadi kebocoran kecil atau tekanan menurun, jockey pump akan mengisi kembali tekanan secara otomatis, tanpa perlu mengaktifkan pompa utama.
2. Electric Pum
Pompa pemadam kebakaran jenis ini digerakkan menggunakan motor listrik. Electric pump akan otomatis aktif jika tekanan turun drastis, misalnya, saat tekanan di bawah 7 bar. Tekanan yang terdeteksi oleh pressure switch akan mengirim sinyal ke panel kontrol, lalu menyalakan electric pump.
3. Diesel Pum
Disebut juga sebagai pompa cadangan yang beroperasi saat listrik padam dan electric pump tidak bisa bekerja. Ditenagai mesin diesel, pompa ini bisa menyala otomatis maupun manual, terutama saat tekanan air turun dan electric pump tidak merespons.
Ketiga pompa pemadam kebakaran tersebut memiliki perbedaan alur kerja saat terjadi kebakaran. Sederhananya, jockey pump menjaga tekanan stabil, electric pump sebagai suplai utama, dan diesel pump bertugas menggantikan electric pump dalam memastikan ketersediaan suplai air meski listrik padam
Cara Kerja Pompa di Ruang Pompa Gedung
Pada sebuah gedung, semua pompa pemadam kebakaran diatur oleh panel kontrol sebagai “otak” sistem. Panel ini menerima data tekanan dari pressure switch yang terpasang pada setiap pipa.
Saat tekanan turun, pressure switch akan memicu panel kontrol untuk mengaktifkan pompa secara berurutan. Urutan kerjanya adalah:
- Jockey pump lebih dulu aktif untuk mengatasi penurunan kecil.
- Jika tekanan terus menurun akibat air keluar dari hydrant atau sprinkler, maka panel akan mengaktifkan electric pump.
- Bila listrik mati, diesel pump akan otomatis menyala agar suplai air tetap terjaga.
Sebagai ilustrasi, saat tekanan turun hingga di bawah 7 bar, jockey pump akan aktif terlebih dahulu. Jika penurunan berlanjut sampai sekitar 5 bar, electric pump akan mengambil alih. Apabila pada saat yang sama pasokan listrik terputus, maka diesel pump akan menyala otomatis untuk menjaga suplai air tetap stabil.
Cara Kerja Pompa pada Mobil Pemadam Kebakaran

Pompa pemadam juga terpasang pada mobil pemadam kebakaran. Air untuk pompa pada mobil pemadam kebakaran bisa diambil dari beberapa sumber, yakni:
- Tangki Mobil, sebagai sumber paling awal saat tim pemadam tiba di lokasi.
- Hydrant Kota, pompa mobil dapat menyedot air dari hydrant kota dan menyalurkannya dengan tekanan tinggi.
- Sumber Eksternal, seperti sungai, danau, atau kolam renang di sekitar area kebakaran.
Pompa pada mobil pemadam kebakaran digerakkan oleh mesin mobil itu sendiri. Dengan kapasitas aliran yang besar, pompa ini mampu menyemprotkan air bertekanan tinggi untuk menjangkau titik kebakaran yang lebih jauh.
Kapasitas pompa pada mobil pemadam kebakaran juga menjadi faktor penting untuk menjamin efektivitas kerja di lapangan. Umumnya, pompa jenis ini mampu mengalirkan 1.000 hingga 3.000 liter per menit, dengan tekanan sekitar 7–10 bar.
Pentingnya Memahami Cara Kerja Pompa Pemadam Kebakaran
Pompa pemadam kebakaran menjadi komponen kunci dalam sistem proteksi kebakaran. Sebagai pemilik gedung atau fasilitas industri, Anda perlu memahami bagaimana cara kerja pompa pemadam kebakaran supaya dapat melakukan pemeliharaan dan uji rutin
Selain itu, lakukan pengecekan bulanan, perawatan panel kontrol, hingga penggantian suku cadang bila diperlukan. Dengan begitu, pompa selalu dalam kondisi siap pakai ketika keadaan darurat terjadi.
