Keberadaan pompa pemadam kebakaran memiliki peranan vital dalam sistem proteksi kebakaran di sebuah gedung. Jika pompa tidak berfungsi optimal, maka air dari reservoir tidak bisa didistribusikan ke hydrant atau sprinkler saat terjadi kebakaran.

Karena itu, instalasi pompa pemadam kebakaran wajib memenuhi standar resmi. Peraturan tentang pompa pemadam kebakaran menjadi acuan penting agar sistem ini selalu siap digunakan. Simak aturan dan panduan yang berlaku berikut ini.

Dasar Hukum dan Standar Pompa Pemadam Kebakaran

Di Indonesia, ada beberapa standar peraturan tentang pompa pemadam kebakaran yang menjadi landasan utama. Salah satunya adalah SNI 6570:2023 tentang Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.

Secara internasional, standar yang paling sering dijadikan acuan adalah NFPA 20 (Standard for the Installation of Stationary Fire Pumps). Aturan ini mencakup desain, instalasi, hingga pengujian pompa.

Selain itu, terdapat juga Permen PU No. 26/PRT/M/2008 yang membahas persyaratan teknis sistem proteksi kebakaran. Semua regulasi ini wajib dipahami oleh pengelola gedung dan teknisi agar sistem selalu sesuai standar.

Tujuan dari standar ini adalah memastikan sistem proteksi kebakaran dapat bekerja andal di berbagai kondisi, sekaligus memberikan acuan teknis yang seragam bagi kontraktor maupun pengelola gedung.

Persyaratan Teknis Pompa Pemadam Kebakaran

Setiap pompa pemadam kebakaran memiliki persyaratan teknis spesifik, mulai dari kapasitas hingga debit aliran minimum. Kapasitas harus sesuai dengan kebutuhan volume air untuk memadamkan api, sementara tekanan menjadi faktor penentu keberhasilan.

Banyak yang bertanya, berapa bar tekanan pompa hydrant yang ideal?

Umumnya, tekanan pompa diatur antara 7 hingga 10 bar. Tekanan ini cukup untuk mendorong air ke titik terjauh atau ke lantai tertinggi di gedung bertingkat. Jika tekanan terlalu rendah, air tidak akan mencapai lokasi kebakaran dengan efektif

Sistem pompa kebakaran biasanya terdiri dari tiga jenis pompa:

  1. Pompa Elektrik: berfungsi sebagai pompa utama yang menyala secara otomatis saat terjadi penurunan tekanan di pipa. 
  2. Pompa Diesel: berperan sebagai cadangan saat listrik mati, sehingga sistem tetap dapat berfungsi sekalipun pasokan listrik terputus. 
  3. Jockey Pump: berfungsi menjaga tekanan air dalam pipa tetap stabil, dengan meminimalisir kerja pompa utama saat terjadi penurunan tekanan. Dengan begitu, pompa utama tidak sering menyala, sehingga lebih hemat energi dan umur pakainya lebih panjang.

Ketiga pompa ini harus terpasang sesuai dengan standar, sehingga dapat bekerja secara otomatis dan bergantian.

Peraturan Operasional dan Pengujian

Memasang pompa saja tidak cukup. Peraturan tentang pompa pemadam kebakaran juga menekankan pentingnya perawatan dan uji coba rutin.

Lakukan uji coba mingguan dan bulanan sesuai pedoman NFPA maupun SNI. Tujuannya untuk memastikan pompa selalu dalam kondisi prima saat dibutuhkan. Pengujian ini mencakup pemeriksaan tekanan dan debit air.

Lalu, bagaimana cara mengoperasikan pompa kebakaran darurat? Dalam keadaan darurat, pompa elektrik akan menyala otomatis ketika tekanan air di pipa turun. Jika listrik padam, pompa diesel otomatis mengambil alih.

Pastikan juga checklist perawatan rutin dilakukan, mulai dari memeriksa bahan bakar pompa diesel, kondisi baterai, potensi kebocoran pada sistem pipa, hingga pengecekan apakah alarm berbunyi saat terjadi gangguan. Jika rutin dirawat, maka saat terjadi suatu insiden, pompa kebakaran dapat berfungsi sebaik-baiknya

Implikasi Hukum dan Keamanan

Mengabaikan standar dan peraturan tentang pompa pemadam kebakaran bisa berakibat fatal. Instalasi pompa pemadam kebakaran yang tidak sesuai regulasi, berpotensi menimbulkan masalah perizinan operasional gedung.

Selain itu, perusahaan asuransi dapat menolak klaim jika terbukti sistem proteksi kebakaran tidak sesuai standar. Risiko terbesar tentu pada aspek keselamatan, karena pompa yang gagal bekerja bisa menyebabkan kegagalan fatal saat terjadi kebakaran.

Oleh karena itu, lakukan audit sistem proteksi kebakaran secara berkala. Pastikan pompa pemadam kebakaran di gedung Anda sudah memenuhi standar NFPA, SNI, dan peraturan pemerintah yang berlaku. Jangan sampai sistem vital ini hanya sekadar menjadi pajangan tanpa fungsi nyata.

Dengan memahami dan menerapkan peraturan tentang pompa pemadam kebakaran, pengelola gedung tidak hanya memenuhi kewajiban hukum, tetapi juga melindungi aset dan keselamatan penghuni. Investasi dalam sistem proteksi yang andal adalah langkah strategis untuk keamanan jangka panjang.

Pastikan instalasi pompa pemadam kebakaran Anda sesuai standar!